Pages

Senin, 05 Desember 2016

Tugas Bimbingan Konseling




1.        Berikut adalah program layanan BK dari kelompok kami:
A.  Nama program:
Selangkah lebih dekat bersama guru BK dengan aplikasi WhatsApp

B.  Tujuan:
Untuk memudahkan siswa dalam berkonsultasi dengan guru BK dimanapun dan kapanpun, memanfaatkan sosial media kea rah yang positif, agar siswa lebih tertarik untuk berkonsultasi dengan guru BK, untuk mengikuti perkembangan teknologi.

C.  Sasaran: Semua murid

D.  Metode: Tanya jawab

E.   Proses/Prosedur Pelaksanaan:
1.    Guru BK memberi tahu nomor WhatsApp yang dapat dihubungi oleh siswa
2.    Konselor/guru BK harus siap melayani semua siswa yang ingin berkonsultasi dari mulai pukul 07.00-21.00
3.    Siswa secara individu berkonsultasi dengan guru BK melalui aplikas WhatsApp
4.    Guru BK memberikan pengarahan secara rinci dan sejelas-jelasnya dengan menggunakan media aplikasi WhatsApp
F.   Media dan teknologi yang digunakan:
Handphone dan aplikasi WhatsApp

G.  Materi Kegiatan: Membahas permasalahan siswa

H.  Strategi kegiatan:
Guru BK dan siswa dapat menggunakan fitur yang ada di dalam aplikasi WhatsApp itu sendiri dengan memanfaatkan video call, telepon dan voice note untuk lebih mempermudah dalam berkonsultasi.

I.     Proses evaluasi kegiatan:
Evaluasi dilakukan dengan cara meihat seberapa banyaknya siswa yang berkonsultasi melalui aplikasi WhatsApp dan apabila program ini berhasil dan antusias dari siswa itu tinggi, maka guru BK dapat mempertahankan dan mengembangkan programnya dengan aplikasi lainnya yang lebih efektif dan efisien, sehingga siswa mau dan terbiasa terbuka mengenai permasalahan yang dialaminya kepada guru BK.


2.        Kasus yang sering muncul atau yang sedang menjadi isu hangat di lingkungan sekolah

a.       Kasus Lesbi Gay Bisex Transgender (LGBT) di lingkungan sekolah
Kali ini kelompok kami akan membahas LGBT di lingkungan sekolah. LGBT ini  beberapa bulan lalu menjadi isu hangat di sosial media karena di legalkannya LGBT di negara Amerika Serikat. Hal ini harus menjadi perhatian kita semua kerena dengan adanya legalitas di negara-negara lain akan menimbulkan kecemburuan sosial yang berakibat berontaknya komunitas LGBT untuk meminta penyetaraan kaum LGBT di Indonesia dan di negara-negara lain yang sudah melegalkan LGBT. Indonesia sendiri untuk kasus LGBT di lingkungan sekolah bisa dibilang jarang terjadi bahkan  mungkin bila di kota-kota kecil kasus LGBT ini tidak ada.
 Walaupun begitu kita haruslah tetap waspada dan memperhitungkan kedepannya bilamana LGBT ini  merambah ke lingkungan sekolah. Bila kita lihat di lingkungan mahasiswa, LGBT sudah menjadi kasus yang perlu diperhatikan berbagai pihak karena akhir-akhir ini komunitas-komunitas gay mahasiswa di Indonesia mulai memperlihatkan eksistensinya. Bahkan di salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi di Indonesia, komunitas gay mahasiswa sering mengadakan kumpulan-kumpulan dan dialog terbuka dengan sesama mahasiswa LGBT lainnya di lingkungan kampus untuk sharing-sharing pendapat dan pengalaman. Kegiatan atau acara tersebut dinaungi oleh Himpunan Mahasiswa Gay (HIMAG) yang berada di kampusnya. Menurut informasi yang kami dapat, HIMAG ini adalah himpunan luar kampus berlokasi di Yogyakarta yang menjadi wadah bagi para mahasiswa gay untuk menyuarakan aspirasi mereka dan juga melepaskan stigma negatif LGBT di lingkungan kampus.
Hal ini sangatlah miris bila terjadi kepada adik-adik kita di SMA, SMP atau bahkan SD. Tidak menutup kemungkinan dengan kecanggihan teknologi yang sekarang ini ada, kemudahan-kemudahan mengakses situs-situs yang kita inginkan dan pada akhirnya adik-adik kita di SMP, SMA mengetahui keberadaan komunitas gay di tingkat universitas yang kemudian terbersit di fikirannya untuk mendirikan komunitas gay di sekolah layaknya mahasiswa di Yogyakarta. Inilah yang harus menjadi perhatian sekaligus tantangan guru kedepannya untuk mendidik anak bangsa dengan baik. Seperti yang kita ketahui ketika anak berada di tingkat SMP, SMA itulah fase yang paling rawan dan menantang bagi para murid maupun guru. Anak-anak SMP yang sedang menuju masa remajanya dan anak-anak SMA yang sedang mencari jati dirinya menjadikan fase ini perlu perhatian khusus baik orang tua maupun guru di sekolah. Pada masa itu, anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya lingkungan sekolah, bermain dengan teman sebayanya di sekolah. Ini menjadi alasan mengapa guru harus ikut berkontribusi terhadap perkembangan anak. Maka dari itu perlu menciptakan lingkungan sekolah yang baik dan aman bagi para siswa agar dalam masa perkembangannya siswa dapat tumbuh sesuai dengan kondratnya.
Sudah selayaknya guru sekarang lebih meningkatkan lagi kewaspadaan terhadap isu-isu yang sedang berkembang diluar. Perlu ada kerekatan antara guru dan siswa agar kita sebagai pendidik yang sekaligus orang tua mereka disekolah mengetahui apa yang ia rasakan, masalah apa yang dia punya dan hal-hal lain yang ia ingin ketahui bisa langsung bertanya kepada guru. Dengan adanya hubungan batin dan emosional kita sebagai guru pun akan mudah mengarahkan dan membimbing para siswa.





3. Langkah-langkah menjadi guru BK
Langkah-Langkah menjadi Guru BK dilihat dari 4 kompetensi
1.      Profesional
Guru BK harus memiliki keterampilan dalam mengungkap dimensi dan aspek-aspek psikologis pada diri siswa. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan dalam mengungkap jaringan sosial siswa didalam kelas. Dengan harapan bahwa akan diketahui mana siswa yang terisolir mana siswa yang populer. Hal ini berdampak pada layana yang harus diberikan oleh guru BK itu sendiri. Salah satu instrumen untuk mengungkap jaringan sosial siswa di kelas adalah sosiometri.
2.      Sosial
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oeh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru BK yaitu:
-          Mengimplementasikan kolaborasi internal di tempat bekerja
-          Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi BK
-          Mengimplementasi kolaborasi antar profesi.
3.      Pedagogis
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, merancang, dan melaksanakan pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini adalah kompetensi utama yang harus dimiliki agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis, yang meliputi:
-          Menguasai teori dan praksis pendidikan
-          Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
-          Menguasai esesnsi layanan BK dalam jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan.
4.      Kepribadian
Kemampuan personal atau kepribadian yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru BK meliputi:
-          Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-          Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
-          Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat
-          Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Bimbingan Konseling. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates